Dosen Fakultas Sastra UMI Menyapa Pendengar Mozaik Budaya, Berbagi tentang Digital Humanities

Makasar, GlobalIndoNews – Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga Dosen Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia, Dr. Sitti Rabiah, M.Hum diundang salah satu Lembaga Penyiaran Publik di Makassar untuk menyapa pendengar program Mozaik Budaya.
“Alhamdulilah, saya mendapatkan kehormatan untuk menyapa pendengar Mozaik Budaya RRI Pro 4 Makassar dan berbagi mengenai digital humanities bagi masyarakat di era digital. Di era kekinian, penggunaan teknologi digital tidak dapat dielakkan lagi, sehingga kita harus beradaptasi dengan kemajuan zaman. Disinilah digital humanities berperan untuk menjembatani kemajuan teknologi dengan berbagai bidang yang terkait dengan humaniora, termasuk bahasa, sastra, budaya dan pendidikan”, jelasnya.
Hal ini disampaikan Sitti Rabiah melalui pesan teks kepada Redaksi usai mengisi program Mozaik Budaya RRI Pro 4 Makassar di Studio RRI Makassar, Selasa (6/8/2024).
Digital humanities dapat dimaknai sebagai upaya menggabungkan teknologi digital dengan studi humaniora. Sehingga dapat terjadi secara interdisipliner dan multidisipliner.
“Digital humanities ini dipelopori oleh Robert Busa pada akhir 1940-an dengan memulai proyek Index Thomisticus, sebuah indeks leksikal dari karya-karya Thomas Aquinas yang menggunakan komputer untuk memproses teks dalam jumlah besar. Hingga saat ini, digital humanities telah berkembang secara interdisipliner melalui keterlibatan teknologi digital dalam perkembangan bidang keilmuan lain, seperti penggunaan teknologi digital dalam preservasi karya sastra. Demikian juga dengan multidisipliner yang dapat melibatkan bidang ilmu yang lebih luas dan saling melengkapi satu sama lain”, ungkap Sitti Rabiah.
Rabiah menuturkan bahwa bagi masyarakat, penggunaan teknologi digital ini dapat ditemukan dalam keseharian dan juga berkembang dan mewarnai kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Mungkin istilah digital humanities bagi masyarakat masih jarang dibicarakan, namun disadari atau tidak, masyarakat telah masuk ke ekosistem digital humanities seperti memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi, bertransaksi secara elektronik, mempromosikan barang UMKM kepada khalayak, bahkan upaya-upaya dalam pelestarian budaya dan bahasa daerah juga sudah bertransformasi di era digital melalui platform media sosial”, jelasnya.
Achmad Zulfikar, peneliti Center for Digital and Global Studies (CERDIGS) turut memberikan pandangan terkait digital humanities dan tantangan yang akan dihadapi masyarakat kedepannya.
“Kemajuan teknologi dan pemanfaatannya oleh pengguna, termasuk didalamnya masyarakat kita, patut kita sambut dengan kesiapan untuk mengoptimalkan penggunaannya. Digital humanities seperti yang telah diungkapkan oleh Ibu Sitti Rabiah, telah membawa dampak yang sistematis dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga, kedepannya kita sebagai generasi melek teknologi harus menyaring informasi dan menggunakan media digital dengan bijak”, tuturnya.
Achmad Zulfikar menambahkan bahwa kedepannya Indonesia akan semakin terdigitalisasi dalam berbagai aspek. Sehingga, sumber daya manusia, baik dari sisi pelayanan dan pengguna harus mendapatkan pendidikan digital yang memadai.
“Jika SDM ini tidak disiapkan, maka dikhawatirkan kemajuan ini justru akan membawa bencana bagi masyarakat Indonesia. Pentingnya pendidikan digital bagi pelayan masyarakat dalam hal ini pegawai pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, di samping itu masyarakat sebagai pengguna perlu juga di edukasi agar dapat merasakan manfaat dari produk-produk digitalisasi ini”, ungkap Zulfikar yang juga Dewan Manajerial Bidang Kajian Global Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia.
Sitti Rabiah menutup bahwa digital humanities ini diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian budaya dan bahasa sebagai bentuk menjaga kebudayaan daerah dan bangsa Indonesia.
“Harapannya melalui pemanfaatan teknologi digital ini dalam ekosistem digital humanities, maka upaya-upaya dalam pelestarian budaya, bahasa dan sastra Indonesia maupun daerah serta penerapannya dalam pembelajaran dan dunia pendidikan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik”, tutupnya. (Azkar/Zul/Red)
———————
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan /atau keberatan dengan penayangan artikel dan /atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan /atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang_undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: globalindonews74@gmail.com
Kunjungi juga kami
di www.globalindonews.com