Farhan Suhada: Tumbuhkan Cinta Untuk NTT dan Cintai dengan Ikhlas Himpunan ini

Kupang, GlobalIndoNews – Mari tumbuhkan cinta untuk Nusa Tenggara Timur dan cintai dengan ikhlas himpunan ini, hal itu disampaikan Koordinator Presidium KAHMI Wilayah Nusa Tenggara Timur, Ustadz Farhan Suhada, S.Sos., M.Si dalam menyampaikan sambutan sekaligus hikmah Halal Bihalal pada acara Pelantikan Pengurus HMI dan Kohati Cabang Kupang 2024-2025 dan Halal bi Halal bersama HMI, KAHMI dan Forhati Wilayah Nusa Tenggara Timur, Sabtu (27/4/2024) di Resto Celebes & Café Kupang.

Farhan menyampaikan pesan kepada pengurus HMI dan Kohati Cabang Kupang yang barusan dilantik untuk menjaga amanah himpunan ini sebaik-baiknya. Amanah itu titipan, dijaga dengan baik.

”Amanat seperti Harimau Lapar, tunaikan dengan baik agar terhormatlah kita dan himpunan ini”, tandas Farhan.

Lanjut Farhan, KAHMI siap di ”press dan di-cium” untuk memberikan dukungan untuk kelanjutan amanah itu. Ketua Umum HMI itu dirigen, mengelolah konflik dengan baik, ciptakan konflik yang fungsional dan lahirkan persaingan yang kolaboratif. 

Kita barusan melewati ibadah puasa Ramadhan, yang halal-halal itu selama bulan Ramadhan diharamkan. Kini sudah halal jadi tolonglah berdamai dengan hati.

Kemarin Pileg jika ada pertikaian, sekarang semuanya sudah selesai, jadi berdamailah. Mari kembali merajut kebersamaan dengan kasih dan sayang. Farhan mengutip QS As-Saff ayat 4, Allah menyukai orang-orang yang berjihad dalam barisan yang teratur, barisan yang penuh kasih sayang. Amanahlah, ungkapnya.

Tentang sejarah Halal Bihalal kata Farhan, telah ada dimasa Bung Karno. Strategi Bung Karno melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi semua kekuatan elemen bangsa saat itu atas usulan Kyai. Sebelumnya ada pertikaian, sentimen dan keresahan, Bung Karno merintis perdamaian melalui Halal Bihalal.

Selesai Ramadhan, mari kita halalkan yang seharusnya halal, mari kembali rajut kebersamaan dengan kasih sayang. Amanalah, imbuhnya.

Ciri penghuni surga kata Farhan, kita semua ini CPNS. CPNS itu ”calon penghuni negeri surga” tapi dengan syarat. Syaratnya ada dalam QS. Al Wakiyah 25-26. ”Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia dan tidak (pula) percakapan yang menimbulkan dosa, kecuali (yang mereka dengar hanyalah) ucapan, “Salam… salam.” Salamah…salamah. Jadi amanahlah.

Farhan juga berpesan, Graha Insan Cita Flobamorata (GICF) itu sebagai tempat atau wadah pengkaderan. Menjadi tempat melahirkan kader untuk mencerahkan NTT. Kita rapikan GICF, selesaikan fasilitas-fasilitas yang belum selesai, termasuk pagar GICF dan lain-lain. Jadi amanahlah, ungkap dosen Universitas Muhamadyah Kupang ini.