Kematian Ibu & Anak di RSUD Larantuka, Paulus Lameng : Bukan Pasien Emergency

Foto : dr. Paulus Lameng
Larantuka, GlobalIndoNews – Kematian Ibu dan Anak di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, Sabtu (16/3/2024) yang dinilai janggal dan mendapat kecaman publik Flores Timur, begini klarifikasi dari manajemen RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, dr. Paulus Lameng yang ditemui di ruangannya Selasa, (19/3/2024) kepada media mengatakan pasien Novianti Uba Soge merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Lamabunga dengan diagnosis kehamilan lewat bulan dan bukan merupakan pasien emergency.
“Disini saya tegaskan pasien bukan merupakan pasien rujukan emergency. Pasien tersebut datang melakukan pemeriksaan “Antenatal Care” (ANC) pemeriksaan kehamilan melalui Poli Umum dengan diagnosis kehamilannya telah melewati 40 minggu. Pasien kemudian mendapatkan perawatan sesuai SOP yang ada. Setiap tindakan medis yang dilakukan oleh para tim medis tentunya selalu melakukan konfirmasi dan mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga,” ungkapnya.
Paul Lameng menambahkan saat ini kita masih melakukan Audit Materna Perinatal (AMP) bersama Dinas Kesehatan dan hasilnya akan kami laporkan ke Kementrian Kesehatan.
Sebelumnya diberitakan media ini, kasus kematian Ibu dan Anak di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka mendapat kritik dan kecaman publik karena dinilai adanya kelalaian tindakan medis yang dilakukan para tim medis.
Kasus ini pun viral di media sosial dan mendapatkan kritikan dari berbagai pihak tentang kinerja tim medis di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka. (AdamBethan/Red)
————
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan /atau keberatan dengan penayangan artikel dan /atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan /atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: globalindonews74@gmail.com



Maret 20, 2024 @ 11:11 am
Ini sangat tragis justeru terjadi di Flotim, daerah yg 15-10 tahun lalu pernah meraih predikat terbaik nasional dlm penanganan Ibu Melahirkan & bayi yaitu 0% lewat Program 2H2 (Cfr. Dr. Yos Usen Ama). Program ini konsepnya sederhana tp sgt brilian mencapai sasaran apalagi di daerah kepulauan sept Flotim.
Pemda Flotim ketika itu memperoleh Predikat Terbaik versi M’DGs Award. Kadis Kesehatan Dr. Yos Usen Ama didaulat jadi pembicara nasional & diundang sekian banyak Pemda di Indonesia utk Program 2H2 nya.
Bukannya makin tahun makin berkembang lebih baik, malah msh terjadi sept ini ?
Maret 20, 2024 @ 1:05 pm
Kalau bumil ini adalah pasien rujukan yang bukan rujukan Emergency, maka sebenarnya pihak medis lebih matang dalam mengambil tindakan, sebab masih ada jeda waktu untuk berfikir jernih. Contohnya bisa melakukan operasi caesar atau lainya.
Tim medis Puskesmas Lamabunga merujuk pesien tersebut ke RSUD artinya bahwa mereka tidak mampu menangani pasien ini karena keterbatasan alat medis disana. Namun setelah sampai di RSUDpun hasil akhirnya seperti ini, lalu dimana lagi rumah sakit yang baik di kabupaten Flores Timur ini yang bisa diharapkan? Apakah RSUD Larantuka masih kurang alat medisnya?, ataukah paramedis yang masih kurang kwalitasnya?
Anggota DPRD tolong perhatikan masalah ini, jangan cuman duduk diam dan tidur saja.