Konsep Ketahuhidan Nabi Ibrahim Dalam Berketuhanan

IMG-20230701-WA0314

 

Balauring, GlobalIndoNews –  Bertempat dilapagan Bola Balauring, Khutba Idul Adha 1444 Hijryah yang disampaikan oleh Ustadz Mahmud Bethan, Kamis (29/6/2023), Alhamdulillah pagi yang cerah menikmati indahnya matahari, sejuknya hawa pagi mengumandangkan Takbir, Tahlil dan Tahmid mengagungkan kebesaran Allah SWT melaksanakan 2 rakaat sholat Idul Adha sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah Maha Suci.

Mari kita sama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan penuh hati, kita niatkan hari ini sebagai langkah awal memulai perjalanan diri mengarungi kehidupan seperti yang tercermin dalam ketaatan dan ketabahan Nabi Ibrahim As. Menjadi cobaan dari Allah Yang Maha Tinggi.

Hari ini adalah hari yang penuh berkah, hari yang sangat bersejarah bagi umat beragama diseluruh penjuru dunia dan bagi umat muslim pada khususnya, karena hari ini merupakan hari kemenangan seorang nabi pemenuh konsep ketauhidan dalam berketuhanan.

Sebuah penemuan maha penting di jagad raya, tak tertandingi nilainya dibandingkan dengan penemuan para sainstis dan ilmuan karena berkat konsep ketauhidan yang ditemukan nabi Ibrahim, manusia dapat menguasai alam dengan menjadi khalifah fil ard.

Setelah nabi Ibrahim menyadari bahwa Allah SWT adalah The absoulute one, zat yang paling Esa maka semenjak itu juga umat manusia tidak dibenarkan menyembah berhala, matahari dan lain sebagainya, ini artinya manusia telah memposisikan dirinya diatas alam ini. Ajaran keesaan yang diprakarsa oleh nabi Ibrahim telah mengangkat derajat manusia atas alam dan seisinya. 

Sesungguhnya tidak berlebih jika hari ini kita jadikan sebagai salah satu hari besar kemanusiaan internasional yang harus diperingati oleh manusia sejagad raya, Oleh karena itu hari ini adalah moment yang tepat untuk mengenang perjuangan nabi Ibarahim As dalam upayah menemukan Allah SWT. Bagaimana beliau bersusah payah melatih alam kebatinannya untuk mengenal Tuhan Allah yang paling berkuasa. Bukankah itu hal yang sangat rumit ? Apalagi jika kita membandingkan posisi manusia sebagai makhluk, melalui latihan dan penempatan jiwa yang berat. Untuk itulah mari kita lihat rekaman tersebut dalam Al Qur’an  surat Al An am ayat 75 sampai 79.

Qs Al an am ayat 75 yang artinya dan demikianlah kami perlihatkan kepada ibrahim tanda-tanda keagungan kami yang terdapat dilangit dan dibumi dan kami memperlihatkannya agar Dia termasuk orang yang yakin. 

Jika kita lihat dokumen sejarah yang termaktub dalam Al Qur’an diatas, hal ini menunjukan betapa proses pencarian yang dilakukan nabi Ibrahim sangatlah berat. Meskipun pada akhirnya nabi Ibrahim berhasil menemukan Tuhan Rabbul Alamin, bukan Tuhan suku dan bangsa tertentu, tapi Tuhan seru sekilan alam. Tuhan yang sangat dekat dengan manusia baik ketika terpejam maupun ketika terjaga.

Itulah sejarah terbesar yang diperlihatkan oleh nabi Ibrahim disepanjang relief kehidupan umat manusia yang seharusnya selalu dikenang oleh umat beragama. Selain sebagai orang yang mampu menaklukan nafsu duniawi demi memenangkan kecintaannya kepada Allah SWT.  

Fragmen ketaatan dan keikhlasan untuk menyembeli Ismail sebagai anak tercinta yang diidam- idamkannya adalah bukti kepasrahan total kepada Allah SWT. Bayangkan saudarah-saudarah, Ismail adalah anak yang telah lama dinanti dan diidamankan, Ismail adalah anak tercintanya namun demikian semua itu ditundukkan oleh nabi Ibrahim demi memenangkan cintanya kepada Allah SWT.

Dua lah diatas yaitu Ibrahim atas keesaan Allah dan penyembelihan terhadap anak tercinta merupakan satu perlambangan bahwa ruang dimana nabi Ibrahim hidup adalah garis batas yang memisahkan antara kehidupan berutal dan kehidupan yang berperikemanusiaan. Penyembelihan terhadap ismail yang kemudian digantikan dengan sesanja atau kambing merupakan tanda bahwa semejak itu tidak ada lagi proses penyembahan dengan cara pengorbanan manusia.

Karena manusia adalah makhluk mulia yang tidak pantas diqurbankan secara cuma cuma meskipun dilakukan dengan sukarela. Allah SWT sendiri yang tidak memperbolehkan dengan kuasanya ia ganti ismail dengan seekor kibas atau kambing. Itulah beberapa hal yang harus dikenang dari nabi Ibrahim As. Sebagai umat manusia yang beriman dan beragama sudah sewajibnya kita mengenang dan meneladani apa yang beriaman dan beragama sudah sewajibnya kita mengenang dan meneladani  apa yang dilakukannya. Oleh karenanya setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijrah seorang muslim dianjurkan untuk berqurban , mengorbankan sedikit kekayaannya guna membuktikan cintanya kepada Allah SWT.

Bukti cinta itu harus kita berikan dengan seksama dengan hati yang tulus, semata mata karena Allah bukankah qurban yang kita berikan hanyalah sebagian dari rezeki Allah yang titipkan kepada kita? ,Bukankah yang kita qorbankan hanyalah harta berupa kambing, atau sapi bukan anak kita sebagaimana kisah  nabi Ibrahim? 

Sungguh berqurban adalah suatu tindakan yang layak dilakukan seorang hamba sebagai rasa syukur atas karunia Allah selama ini, sebagai bukti ketundukan dan penghambaan kita kepada Allah. Demikian pentingnya berqurban sehingga Rasulullah SAW bersabda , sebagaimana terdapat dalam kitab Durtatun Nasihin. Yang artinya sebaik baik umatku adalah mereka yang berqurban , sejelek jeleknya umatku adalah mereka yang enggan berqurban.

Seperti itulah ancaman bagi mereka yang mampu berqurban tetapi tidak mau mengeluarkan hartanya untuk berqurban.

Demikian uraian dalam kbutbah ini semoga ada manfaat bagi kita semua, dan marilah kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Amal ibadah kita diterimanya. (Rasyid/Red)

 

img-20230530-wa0749

 

——————   

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan /atau keberatan dengan penayangan artikel dan /atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau  berita berisi sanggahan dan /atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang_undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: globalindonews74@gmail.com 

Kunjungi juga kami

di www.globalindonews.com