Letda Sahril Zakaria: Anak Petani Bisa Masuk TNI, Tanpa Uang

IMG_20221019_194846

 

JAKARTA, GlobalIndoNews – Saya mau tunjukan ke semua orang, anak petani bisa masuk TNI, tanpa uang. Awalnya saya ragu masuk TNI. Keluarga saya tidak punya uang. Saya tidak punya keluarga Tentara. Harapan masuk TNI tipis, demikian kisah haru Perwira Karier TNI Letda Sahril Zakaria yang diunggah di akun YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa, di Jakarta yang diperoleh GlobalIndoNews, Rabu (19/10/2022).

”Saat pengumuman lulus, saya diatas gunung. Saya kaget, karena saya tidak berharap banyak karena latar belakang tadi, tidak punya biaya. Tapi saya lulus. Saat itu saya mulai bertekad, saya membuat motivasi diri. Saya mau tunjukan ke semua orang bahwa anak petani bisa masuk TNI, tanpa uang. Saya memotivasi diri, dikasih kesempatan, mau tidak mau harus berusaha”, jelas Sahril.

Letnan Dua Sahril Zakaria, seorang anak kuli bangunan asal desa Kalikur, kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) diterima menjadi perwira Karier TNI Tahun 2022 hanya bermodalkan tekad yang kuat.

Sahril mengaku semua kebahagiaan ini dipersembahkan untuk orang tuanya. Semua orang ingin hadirkan orang tuanya disini, tapi terbentur biaya, orang tua tidak hadir.

Orang tua minta maaf. Pesan orang tua, anggap saja kami ada disamping. Sekalipun orang tua tidak ada, tidak apa-apa, saya sudah terbiasa dengan hidup seperti ini, urainya.

“Saya dari desa terpencil, desa kecil dari NTT, Kalikur. Bapak petani, petani jagung, dan kuli bangunan. Waktu SMA sering membantu bapak. Ibu saya, ibu rumah tangga biasa, rutinitas ibu selain masak, bertenun.

Saya bisa hidup mandiri setelah tinggalkan rumah, setelah SMA, saya tahu diri, tidak bisa lanjut sekolah, saya tahu persis kehidupan orang tua saya. Saya ke Makasar, awalnya saya kerja di counter. Saya kerja satu tahun. Nabung, agar tahun depan bisa kuliah.

Tes pertama di Unhas tapi tidak lulus, tes di UNM tidak lulus. Saya ikut di kampus Negeri biar agak murah.

Setelah itu ada senior, sampaikan kampus UIN, berikan brosur, saya ikut tes di UIN. Habis tes, saya pulang kampung, setelah dikampung, ditlp bahwa saya lulus. Saya pulang dan daftar ulang di UIN.

Saya kuliah di UIN sambil kerja di Counter. Tahun 2015 kuliah, kemudian tahun 2016 daftar masuk takwondo, dan akhirnya saya dipilih jadi atlit, ada honor.

Honor atlit, saya gunakan untuk biaya adik saya di UIN. Adik itu menjadi tanggungjawab saya, sumber biaya dari atlit takwondo.

Niat ke TNI tidak terlalu besar, awalnya dapat brosur, dua hari sebelum penutupan. Tutup pendaftaran tanggal 29, saya dapat brosur tanggal 27, dan nekad daftar masuk TNI”, urainya.

Karena terbentur biaya, hal itu membuat Sahril merasa pesimis sejak awal, ditambah lagi kerap mendengar isu untuk bisa masuk TNI harus memiliki uang yang banyak, padahal tidak demikian.

Alumni UIN Alauddin Makassar tersebut  mengatakan, dirinya tidak bisa mempersembahkan langsung hasil perjuangannya kepada kedua orangtuanya pada saat pelantikan .

“Perjuangan saya rasanya tidak tuntas, karena semua orang ingin menghadirkan orangtuanya di sini,” ujar pria lulusan UIN Alauddin tersebut.

Berbekal tekad dan semangat yang tinggi ia merantau ke Makassar untuk bekerja sebagai penjaga counter atau toko. Setelah setahun bekerja, Sahril mendaftar ke perguruan tinggi hingga akhirnya diterima. Dan dengan tekad tinggi mendaftar di TNI karir dan akhirnya lulus.(*/Red)

 

———————

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan /atau keberatan dengan penayangan artikel dan /atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau  berita berisi sanggahan dan /atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang_undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: globalindonews74@gmail.com

 

Kunjungi juga kami

di www.globalindonews.com