Memaknai Esensi (Positif) Kehidupan Pada Setiap Momen Piala Dunia
Oleh: Zulkasim Achmad Jenggo, S.Pd*
Perhelatan Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar selama 29 hari baru saja selesai beberapa jam yang lalu. Timnas Argentina akhirnya keluar sebagai juara setelah menang adu pinalti melawan timnas Perancis dengan skor 4-2. Kedua tim terpaksa melewati babak adu tos-tosan setelah di waktu normal bermain dengan skor 2-2, kemudian pada babak extra time, skor akhir kacamata kembali terjadi yakni 3-3 dalam waktu 120 menit.
Terlepas dari banyaknya kontroversi yang terjadi sebelum penyelenggaraannya, Piala Dunia pada edisi ke-22 tetap dilaksanakan. Berbeda dengan penyelenggaraan pada edisi-edisi sebelumnya, yang biasanya berlangsung antara bulan Juni-Juli. Piala Dunia pada edisi kali ini berlangsung di bulan November-Desember, tepatnya dari tanggal 20 November sampai dengan 18 Desember 2022. Alasan cuaca dan suhu yang ekstrim menjadi penyebab utama sehingga Piala Dunia kali ini dilaksanakan di akhir tahun.
Beragam cerita unik, menarik dan dramatis; silih berganti mewarnai nuansa Piala Dunia kali ini. Cerita unik dan menarik, bukan saja terjadi di dalam stadion tetapi sisi lain di luar stadion tidaklah kalah menariknya.
Pada opini kali ini, saya akan mengasosiakan (baca : mengaitkan pertalian gagasan) setiap momen dalam sepakbola yang berlangsung di dalam stadion. Kali ini, saya hanya memfokuskan cerita di dalam stadion dengan realitas kehidupan kita sebagai manusia sehingga mampu memaknai secara positif bagi kemaslahatan bersama. Beberapa momen positif yang terjadi selama perhelatan Piala Dunia di Qatar, yang dapat dikaitkan dalam kehidupan diantaranya :
(1). Do’a dan restu kedua orangtua
Ridho ibu adalah Ridho Tuhan. Ungkapan itu sangat masyhur bagi setiap anak manusia. Sebagai seorang yang beragama kita pasti meyakininya.
Di semua agama mengajarkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua hukumnya adalah wajib.
Dalam setiap momen pertandingan, pelatih dan para pemain timnas Maroko selalu menghampiri ibu mereka masing-masing di pinggir lapangan setelah pertandingan selesai.
Para ibu yang mendukung para pemain, duduk di kursi stadion sambil memberikan motivasi dan do’a agar para pemain tampil maksimal. Ini adalah pemandangan unik dan sekaligus haru.
Berbakti kepada orangtua adalah kewajiban. Ungkapan surga di bawah telapak kaki ibu, benar adanya. Namun bukan berarti kita memaknainya secara tekstual (tersurat); ungkapan itu sebagai bentuk kiasan agar kita wajib menghormati, menghargai, menyayangi dan mengasihi ibu kita.
Selain ibu, ayah juga wajib kita hormati. Sebagaimana, penyerang andalan timnas Maroko; Youssef En Nesyri yang mencium tangan dan kening ayahnya seusai pertandingan.
Nesyri mencetak gol tunggal kemenangan timnas Maroko saat melawan Portugal pada pertandingan perempat final. Gol itu, mengantarkan timnas Maroko ke babak semifinal walaupun pada akhirnya, di babak semifinal timnas Maroko harus takluk dari juara bertahan timnas Perancis. Kemudian di perebutan tempat ketiga juga takluk dari Vatreni, julukan timnas Kroasia dengan skor akhir 1-2.
(2). Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini
Pada partai perdana grup C, banyak orang yang menjagokan Argentina untuk memenangkan pertandingan melawan tim gurem, Arab Saudi. Kemustahilan untuk mengalahkan Argentina menjadi misi yang begitu besar bagi pelatih Herve Renard dan seluruh skuad The Green Falcons, Arab Saudi. Bertanding di Lusail Stadium, Qatar pada hari Selasa (22/11/2022) sore hari, secara mengejutkan Arab Saudi mampu menaklukkan timnas Argentina yang diperkuat mega bintang andalannya Lionel Messi. Dari hasil pertandingan kedua tim, keyakinan kita akan ungkapan “tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini” semakin terbukti.
Begitupun dalam kehidupan kita, tetaplah berusaha sebaik mungkin karena probabilitas dalam kehidupan adalah keniscayaan. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum tersebut mau mengubahnya sendiri. Do’a dan ikhtiar adalah kunci untuk membuka pintu probabilitas.
(3) Kerja keras, kerjasama dan kekompakan tim
Untuk merengkuh sebuah tropi perlu ada kerja keras, kerjasama dan kekompakan tim. Kerja keras saat latihan di lapangan, kerja keras saat latihan fisik di gym, kerja keras dalam upaya pemulihan dan penyembuhan cidera.
Apalagi saat bertanding terutama dalam merebut bola maupun usaha untuk menjebol gawang lawan. Kerjasama dalam bertahan maupun menyerang yang harus didasari pada kekompakan semua pemain dalam tim. Kerja keras, kerjasama yang apik dan kekompakan seluruh tim adalah kunci untuk meraih hasil yang maksimal.
Dalam kehidupan rumah tangga, organisasi, instansi, lembaga dan komunitas yang melibatkan banyak orang maka kerja keras, kerjasama dan kekompakan menjadi aspek yang wajib ditumbuh kembangkan agar kesuksesan dapat kita raih secara bersama-sama.
(4) Berjuang sampai titik darah penghabisan
Perjuangan tak kenal lelah seringkali ditunjukkan bagi seorang pemain. Terkadang seorang pesepakbola rela berjibaku sampai terluka, cidera, koma bahkan meninggal. Salah satu momen yang mengundang decak kagum perhatian dunia adalah ketika bek Arab Saudi yang bernama Yasser Al Shahrani, berbenturan dengan sesama rekannya yang berposisi sebagai kiper, Mohammed Al-Owais sampai kolaps. Saking kerasnya ia dalam berjuang, nyawanya-pun menjadi taruhannya. Dilaporkan bahwa Yasser mengalami banyak cedera diantaranya rahang retak, patah tulang wajah dan pendarahan.
Jika dikaitkan dalam kehidupan ini, kemuliaan seseorang dilihat dari usahanya yang keras dalam berjuang untuk tujuan dan cita-cita yang mulia. Baik itu, untuk dirinya sendiri, keluarga, agama, nusa dan bangsa.
Para pahlawan yang telah gugur di medan perang telah membuktikannya sehingga tanah air kita, Indonesia bebas merdeka dari belenggu para penjajah.
(5) Berjuang sampai akhir waktu
Timnas Jepang merupakan contoh paling konkret dari sebuah nilai perjuangan. Bagaimana tidak, Samurai Biru dapat memenangi pertandingan kala melawan timnas Jerman di pertandingan perdana grup E. Pertandingan kedua tim beda benua berlangsung di stadion Khalifa Internasional pada hari Rabu (23/11/2022) malam hari WIB. Secara mengejutkan, pada sisa akhir waktu normal selama tujuh menit, Samurai Biru mampu menaklukkan Der Panzer, Jerman. Kekalahan tersebut menjadi awal mula kehancuran timnas Jerman. Sempat tertinggal karena gol pinalti dari Ilkay Gundogan pada menit ke-33, secara luar biasa Samurai Biru mampu unggul 2-1 berkat dwigol yang dicetak oleh Ritsu Doan pada menit ke-75 dan Takuma Asano pada menit ke-83.
Upaya timnas Jepang untuk mengembalikan keadaan dengan mengalahkan dua tim raksasa dari benua Eropa, Jerman dan Spanyol sangatlah apik (epic comeback). Kedua pertandingan tersebut selalu dijalani dengan Spartan, pantaslah timnas Jepang dijuluki The Killer of Giants.
Timnas Nippon ingin mengajarkan kepada kita bahwa beberapa ungkapan penting tentang waktu benar adanya. Ungkapan itu diantaranya Waktu adalah Pedang, Waktu adalah Uang, dan Waktu itu bisa membunuhku jikalau kamu melalaikannya.
(6) Strategi yang jitu untuk meraih kemenangan
Setiap timnas yang berlaga di pentas Piala Dunia tentu memiliki pelatih dan staff kepelatihan. Pelatih memiliki peran untuk memberikan strategi/taktik yang jitu sesuai dengan lawan yang dihadapinya. Pelatih juga berperan besar untuk mengangkat mental pemain agar selalu tampil percaya diri sehingga para pemain bisa menerapkan strategi/taktik yang diberikan olehnya. Dengan menerapkan strategi yang jitu maka kemenangan akan diraih oleh tim.
Dalam realitas kehidupan kita, setiap kita harus memiliki cara yang jitu untuk menyelesaikan suatu tugas atau suatu pekerjaan. Dengan strategi, teknik, metode dan cara yang jitu; pekerjaan yang dilaksanakan akan lebih efektif dan efisien.
(7) Sabar
Timnas Argentina membuktikan kepada seluruh dunia bahwa kesabaran akan mendatangkan keberuntungan dan kejayaan. Sempat diragukan pada awal turnamen karena harus mengalami kekalahan menyakitkan dari timnas Arab Saudi. Pasukan Lionel Scaloni tetap sabar menghadapi hinaan, cacian, dan komentar-komentar negatif yang bernada miring. Akhirnya dengan kesabaran yang membaja, timnas Argentina mampu melewati masa-masa sulit yang menimpa skuad Tim Tango.
Begitu pula dengan kehidupan ini, kesabaran mengajarkan kepada kita untuk tetap optimis dalam menjalani kehidupan ke depannya, tanpa harus menyisakan rasa sakit hati yang justru merugikan kita. Dengan kesabaran setiap kita akan menjalani kehidupan dengan tenang dan tenteram.
(8) Fokus
Seorang pemain bola harus fokus pada jalannya pertandingan. Ia tidak boleh tersulut pada teriakan, yel-yel dan provokasi baik itu dari penonton maupun dari pemain dan ofisial lawan. Tim-tim yang tidak fokus pada jalannya setiap pertandingan seringkali mengalami distraksi. Hal ini diakibatkan oleh energi mereka yang terpecah hingga kekalahan menghampiri dan menghukum mereka. Louis Van Gaal, seorang juru taktik dari Belanda pernah mengatakan, ia tidak mau urus pada kampanye-kampanye politik seperti LGBTQ selama Piala Dunia kali ini yang berlangsung di Qatar. Ia hanya fokus pada strategi yang harus ia terapkan saat Belanda menghadapi lawan-lawannya di atas lapangan hijau.
Sebagai seorang yang memiliki harapan, angan-angan, impian dan cita-cita. Setiap individu harus tetap fokus pada hasil akhir, goal-nya yang telah kita rencanakan agar kelak kesuksesan akan kita raih dengan penuh kenikmatan. Kita tidak boleh terjebak pada isu, persoalan dan kampanye lain yang justru membuat kita tidak fokus.
Begitupun dalam dunia kerja, fokuslah mengasah pada potensi yang kita miliki, jalanilah dengan seksama. Jangan terdistraksi pada pekerjaan atau hal lain yang bukan soul-nya kita.
Ingat, sedikit tapi fokus itu lebih baik daripada banyak tapi tidak fokus.
(9) Saling Percaya
Seorang pelatih harus memberikan kepercayaan penuh kepada para pemainnya agar rasa percaya diri mereka tumbuh. Seorang pemain akan rela memberikan segalanya diatas lapangan tatkala pelatih mempercayakannya.
Kondisi yang memilukan dari seorang CR7 tidak terlepas dari kepercayaan yang diberikan pelatih Fernando Santos. Terlepas Santos mengatakan bahwa mencadangkan Ronaldo adalah bagian dari strategi tetapi dengan dicadangkan sang mega bintang, menandakan bahwa trust kepadanya sudah berkurang.
Rasa saling percaya adalah energi yang hadir dalam dimensi lain, yang akan menumbuhkan kekuatan dahsyat nan menggelora. Oleh karena itu, dalam suatu hubungan di dalam komunitas; rasa saling percaya harus selalu ada agar setiap orang dapat mengeluarkan dan memberikan potensi terbaik dari diri kita masing-masing.
(10) Saling Menghormati kepada sesama (Respect to everyone)
Pelatih timnas Arab Saudi, Herve Renard pernah memarahi salah satu bek Arab Saudi ketika ia terus memprovokasi Messi saat Arab Saudi bertemu Argentina pada partai perdana grup C. Renard mengatakan bahwa setiap pemain harus respect kepada lawan tanpa terkecuali apalagi bagi mega bintang, Lionel Messi.
Renard khawatir ketika Messi terus diprovokasi dan diremehkan maka Messi akan mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga bisa menghukum timnas Arab Saudi. Renard percaya bahwa sikap respect terhadap lawan adalah salah satu cara agar lawan tak tampil maksimal.
Bila kita kaitkan dalam kehidupan ini, seseorang yang sering diremehkan akan mengeluarkan seluruh potensi dan kemampuan dirinya untuk membungkam para pengkritik.
Orang yang selalu meremehkan temannya, akan menanggung malu jikalau teman yang ia remehkan lebih sukses, lebih berhasil, lebih mumpuni darinya.
Oleh karena itu, sikap saling menghormati harus selalu kita pupuk agar persahabatan semakin langgeng karena roda kehidupan akan terus berubah. Hari ini boleh saja kita menjadi raja, besok mungkin saja kita menjadi rakyat jelata.
(11) Persahabatan
Persahabatan yang terjalin antara penyerang timnas Perancis, Killyan Mbape dan bek handal Maroko, Achraff Hakimi menjadi contoh nyata dalam dunia sepakbola. Rivalitas yang terjadi di atas lapangan selama 90 menit tidak bisa menghapus ikatan persahabatan yang sudah terjalin lama, saat Hakimi baru tiba dari Inter Milan ke PSG, Mbappe merupakan teman paling akrab bagi seorang Hakimi.
Setelah babak semifinal antara timnas Perancis vs Maroko, Mbappe memeluk Hakimi seraya menguatkan mental sahabatnya itu, atas kekalahan perdana yang diderita Hakimi bersama timnas Maroko. Kekalahan tersebut kemudian mengubur impian timnas Maroko bertanding di partai puncak, babak final. Langkah timnas Maroko yang selama ini selalu memberikan kejutan bagi sepakbola benua Afrika akhirnya terhenti dari skuad Ayam Jantan asuhan Didier Deschamps.
Begitulah dalam kehidupan ini, selayaknya persahabatan yang dibina adalah ikatan persahabatan karena Tuhan Yang Maha Esa bukan karena persamaan kepentingan. Bersahabatlah apa adanya bukan bersahabat karena adanya apa?
Semoga dengan tulisan singkat ini, menjadi bahan refleksi-komtemplatif bagi kita semua untuk memaknai esensi kehidupan dalam setiap momen Piala Dunia yang telah berakhir. Setiap momen Piala Dunia menyimpan pelajaran berharga bagi semua insan yang berakal. Momen Piala Dunia 2022 di Qatar, yang menampilkan pertandingan sepakbola terbesar antar benua bukan saja sebagai hiburan semata tetapi lebih dari itu, mengasosiasikan setiap momen yang terjadi untuk direfleksikan bagi kehidupan kita lebih penting daripada sekedar hiburan sehingga menjadikan kita sebagai individu yang semakin dewasa.[]
Wallahu A’lam Bish-Shawab.
)* Penulis merupakan bolamania kota Ende, saat ini mengajar di MAN Ende. Aktifitas Literasi sebagai Wakil Ketua PPMN (Perkumpulan Penulis dan Motivator Nasional) Kabupaten Ende. BPK KGBN (Badan Pengurus Kabupaten Komunitas Guru Belajar Nusantara) Kabupaten Ende.
———————
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan /atau keberatan dengan penayangan artikel dan /atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan /atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang_undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: globalindonews74@gmail.com
Kunjungi juga kami
di www.globalindonews.com