Pentingnya Peran Dai–Daiyah Dalam Perspektif Hari Santri Nasional

Oleh: Abdul Majid Lobang *)
Kalabahi, GlobalIndoNews — Dalam menghadapi kompleksitas zaman yang semakin menuntut kebebasan tanpa batas, banyak nilai-nilai moral dan spiritual yang mulai tergerus oleh tafsir kebebasan yang keliru. Di tengah derasnya arus perubahan ini, peran dai dan daiyah (pendakwah laki-laki dan perempuan) menjadi sangat penting untuk meneguhkan nilai-nilai keislaman yang moderat, toleran, serta berlandaskan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup utama.
Peran para dai–daiyah memiliki dasar historis kuat, berakar dari perjuangan para ulama dan santri yang ikut merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam konteks Hari Santri Nasional, peran mereka bukan hanya melanjutkan tradisi dakwah, tetapi juga memperkokoh semangat kebangsaan dan kemanusiaan.
Berikut lima peran penting dai–daiyah dalam menjaga nilai-nilai keislaman di tengah tantangan zaman:
- Melakukan Dakwah Konstruktif Sesuai Perkembangan Zaman
Dakwah harus disampaikan dengan pendekatan yang arif, kreatif, dan sesuai konteks zaman, tanpa meninggalkan esensi dan metode utama. Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
Ayat ini menegaskan pentingnya kebijaksanaan dan kelembutan dalam berdakwah. Dai–daiyah perlu memahami tahapan dan strategi dakwah agar pesan Al-Qur’an tersampaikan dengan tepat dan tidak disalahartikan.
- Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Melalui dakwahnya, dai–daiyah harus menjadi pelopor dalam menjaga nilai persatuan dan keutuhan NKRI. Mereka perlu menanamkan semangat kebangsaan dan mengingatkan umat akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana yang telah dilakukan para ulama dan santri terdahulu.
- Menguatkan Nilai Moderasi dan Toleransi
Dai–daiyah memiliki tanggung jawab besar dalam menebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin—rahmat bagi seluruh alam. Mereka harus menanamkan semangat moderat, terbuka, dan toleran dalam kehidupan beragama, serta menjadi garda terdepan dalam menolak dan melawan paham radikalisme yang dapat memecah belah umat dan bangsa.
Melalui sikap dan ucapan yang menyejukkan, para pendakwah mampu memperkuat kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
- Konsisten Membina Moralitas Masyarakat
Pembinaan moral masyarakat menjadi bagian penting dari dakwah. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 208:
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan.”
Konsep ini menegaskan bahwa dakwah tidak hanya dilakukan melalui mimbar dan kata-kata, tetapi juga melalui keteladanan dalam tindakan. Konsistensi antara ucapan dan perbuatan menjadi modal utama untuk membangun kepercayaan di tengah umat.
- Meneladani Semangat Jihad Para Santri
Momentum Hari Santri menjadi pengingat akan perjuangan para ulama dan santri yang berjuang dengan semangat jihad melawan penjajahan. Di era sekarang, jihad harus dimaknai secara kontekstual—melawan kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan segala bentuk kemunduran umat.
Para dai–daiyah diharapkan mampu menyalurkan semangat jihad ini dalam bentuk kerja nyata yang membawa kemaslahatan dan kemajuan bagi umat.
Pada akhirnya, peran dai–daiyah dalam perspektif Hari Santri Nasional adalah upaya melanjutkan perjuangan para ulama dan santri terdahulu untuk menjaga identitas keislaman secara totalitas, sekaligus mewujudkan nilai-nilai peradaban Islam yang berkemajuan di tengah umat yang merindukan perubahan.[]
*) Penulis: Ketua LDNU Kabupaten Alor
———————
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan /atau keberatan dengan penayangan artikel dan /atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan /atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang_undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: globalindonews74@gmail.com
Kunjungi juga kami