Pertamina; Capex Besar Hasil Nihil, Capek Deh!

Oleh : Salamuddin Daeng
Coba lihat ini capex (capital expenditure) Pertamina sebesar 9 miliar dolar dari tahun 2022 to 2024 (pada tahun 2021 sebesar 6.7 miliar dolar). Jika dirupiahkan maka nilainya Rp. 130 triliun rupiah. Ini tentu belanja modal yang sangat besar yang diharapkan mampu meningkatkan produksi minyak Pertamina.
Tapi apa yang terjadi Pertamina sudah belanja capex segini banyak, akan tetapi produksi cuma naik 2 ribu barel sehari selama 2023. Sementara konon katanya sudah menggali ratusan sumur minyak. Keterangan resmi pertamina roduksinya mengalami kenaikan dari 337 MBOPD menjadi 339 MBOPD tahun 2023.
Tambahan produksi minyak atau hasil gali gali sumur Pertamina cuma menghasilkan tambahan 2 ribu barel sehari, atau 730 ribu barel setahun atau 58 juta dolar setahun atau 934 miliar rupiah setahun, adalah angka yang sangat kecil dibandingkan dengan kegiatan pengeboran sumur sumur baru Pertamina.
Hal ini berarti dengan revenue sumur 934 miliar rupiah setahun maka dibutuhkan waktu 130 tahun lebih untuk memgembalikan capex yang diinvestasikan senilai 130 triliun rupiah sejak tahun 2022 -2024.
Berdasarkan keterangan resmi Pertamina telah melakukan pemboran sumur secara massif sebanyak 799 sumur, lebih tinggi 16 persen dibanding tahun 2022. Pertamina juga melakukan kerja ulang sebanyak 835 pekerjaan atau 31 persen lebih tinggi dibanding 2022 dan perawatan sumur sebanyak 32.589 pekerjaan atau 11 persen lebih tinggi dibanding 2022.
Bisa dibayangkan tambahan 799 sumur hanya menghasilkan tambahan 2 ribu barel sehari atau 730 ribu barel setahun, ini berarti setiap tambahan 1 sumur hanya menghasilkan kurang dari 1000 barel dalam setahun. Itu sumur air atau sumur minyak?
Ada kekuatiran bahwa belanja modal pertamina termasuk untuk mengebor sumur sumur baru adalah menghabiskan belanja proyek, tanpa.studi kelayakan yang baik. Jadi orientasinya bukan lagi peningkatan produksi akan tetapi menghabiskan belanja modal. Bahasa kerennya lumayan banyak proyek.
Ada juga berbagai kemungkinan lain yang memerlukan pembuktian apakah benar sumur sumur ratusan itu digali sampai kedalaman minyak?. Apa proses pengeboran dilakukan secara transparan dan diaudit lapangan dengan baik? Apakah belanja dilakukan secara terbuka sehingga semua kalangan dapat melihat dengan.kasat mata? Hal ini tentu perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Karena tidak mungkin 1 sumur baru hanya mengeluarkan minyak 400 liter sehari atau hanya 16 liter minyak mentah setiap jam. Itu sumur apaan? Padahal setiap sumur membutuhkan biaya puluhan juta dolar. Apa iya hanya untuk menghasiokan kurang dari seperempat liter semenit? Sedotan teh aja gak segini daya sedotnya. Wallahualam.
Ke depan ini harus menjadi bahasan utama para pengamat migas yakni mengapa mega proyek menghabiskan uang perusahaan tanpa hasil yang terukur? Memang ada pengalihan isue dengan jabatan remeh temeh bagi keluarga istana yakni sekelas jabatan manajer pom bensin. Tapi aparat penegak hukum tidak perlu terpengaruh. Fokus utama harus diarahkan untuk selidik semua mega proyek pertamina yang tidak ada hasilnya tersebut.
Mengapa? Karena motivasi pada belanja modal yang didapatkan dari utang telah menjadi modus cari uang, atau cari proyek, sehingga harus diawasi secara ketat
Coba perhatikan segini belanja modal pertamina ini Capex of around USD8.5 billion in 2024, USD10 billion in 2025, USD11.7 billion in 2026 and USD14 billion in 2027. Coba dirupiahkan mega proyek ini semua? 44,2 miliar dolar 707 triliun. Semua capex yang dihamburkan itu utang semua.[]
———————
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan /atau keberatan dengan penayangan artikel dan /atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan /atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang_undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: globalindonews74@gmail.com
Kunjungi juga kami